Pendahuluan

Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Selanjutnya guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.

Berkenaan dengan fungsi guru, maka menurut UU NO 14 tahun 2005 tentang Guru dan dosen disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Untuk menjadi pendidik yang profesional, maka seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi. Kompetensi guru yang harus dimiliki menurut Peraturan Menteri Pendidikan nomor 16 tahun 2007 tentang Standar akademik dan Kompetensi Guru ada 4 yaitu Kompetensi Pedagogik, kompetensi Profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Untuk kegiatan pengembangan keprofesionalan guru diperlukan kegiatan akademik dari guru berupa penulisan karya tulis ilmiah.

Pembahasan

Kompetensi Guru

Guru dalam melaksanakan tugasnya sekurang-kurangnya harus memiliki empat kompetensi seperti yang terlutis pada ppendahulian di atas, Secara rinci keempat kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kompetensi Pedagogik

1.      Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2.      Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3.      Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

4.      Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik

5.      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

6.      Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8.      Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9.      Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10.  Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Kompetensi Kepribadian

1.      Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4.      Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya  diri.

5.      Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi Sosial

1.      Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2.      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3.      Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4.      Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

Kompetensi Profesional

1.      Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2.      Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3.      Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4.      Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5.      Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah kegiatan seseorang untuk berkarya yang sifatnya ilmiah. Ilmiah dimaksudkan menggunakan metode ilmiah, yaitu pembenaran suatu teori dari sekumpulan fakta/peristiwa kemudian digenaralisasikan dalam suatu sifat tertentu. Secara garis besar, karya tulis ilmiah dibagi menjadi dua, yaitu karya tulis yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan yang ditulis bukan dari hasil penelitian. Karya tulis yang bukan dari hasil penelitian sering disebut sebagai karya tulis konseptual.

Karya tulis yang bersumber dari penelitian lebih menitik beratkan pada pelaporan hasil penelitian, dalam hal ini penulis tidak banyak memberikan pendapat. Tulisan lebih terfokus pada hasil penelitian secara obyektif. Berbeda dengan hasil penelitian, karya tulis konseptual lebih menekankan pada olah pikir penulis. Karya ditulis ini lebih berdasarkan pada berbagai sumber yang ada, kemudian penulis memberikan pemikiran berdasarkan analisis logis dari berbagai sumber tersebut. Dalam hal ini, teori dan pengalaman sangat diperlukan dalam melakukan penulisan karya ilmiah tersebut.

Secara umum, berkaitan dengan kegiatan penulisan ilmiah ada tujuh macam karya ilmiah, yaitu:

1.      Penelitian

2.      Karangan Ilmiah

3.      Ilmiah Populer

4.      Prasaran Seminar

5.      Buku

6.      Diktat

7.      Terjemahan

Dari tujuh macam kegiatan penulisan di atas, hal yang lebih dekat dengan kegiatan guru adalah penelitian khususnya penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan setiap guru, hanya saja tidak pernah dilaporkan.

Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas dalam rangka memperbaiki kinerja guru didalam proses pembelajaran. Sedangkan kegiatan guru dalam proses pembelajaran, guru setiap hari tentu melakukan perbaikan proses pembelajaran dari hari ke hari. Hampir tidak ada guru yang mengajar suatu materi pelajaran yang sama persis dengan kegiatan mengajar di tahun yang lalu. Oleh karena itu pada prinsipnya guru itu sudah melakukan penelitian tindakan kelas, hanya saja kurang terstruktur dan tidak dilaporkan.

Selain penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan penulisan karya ilmiah, misalnya dengan menulis buku. Menulis buku adalah pekerjaan yang tidak sukar tetapi memerlukan ketelitian, kecermatan dan kesabaran dalam melakukannya. Penulisan buku dapat dimulai dengan menulis LKS yang berkelanjutan, kemudian disusun dan diubah bahasa tulisannya sehingga menjadi diktat. Dari hasil diktat kemudian digunakan untuk mengajar beberapa waktu sambil penyempurnaan, maka jadilah buku. Buku yang sudah jadi bisa ditawarkan ke penerbit, syukur bekerjasama dengan dosen unyuk direview sehingga bisa diusulkan ke BSNP untuk dijadikan buku tingkat nasional.

Keuntungan penulisan buku diantaranya adalah dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan. Selain sumbangan ilmu pengetahuan dalam pemdidikan, juga secara finansial cukup menggembirakan. Salah satu contoh, ada guru SD yang menulis buku yang diterbitkan di sebuah penerbit, sehingga setiap tahunnya dapat royalti (penghasil-an) sebesar sekitar 60 juta rupiah.

Selanjutnya dari karya tulis ilmiah tersebut akan bernilai lebih kalau diseminarkan. Kegiatan melakukan seminar hasil karya ilmiah sebenarnya tidaklah begitu sukar. Yaitu dengan cara ketika ada kegiatan pertemuan MGMP, atau ketika ada seminar seperti ini, dilakukan presentasi paralel yaitu kegiatan presentasi seminar di sore hari setelah penyajian presentasi seminar utama. Jadi dalam hal ini, panitia selain menyelenggarakan seminar utama, juga menyiapkan seminar paralel.

Penerapan Information and Communication Technology (ICT) pada Karya Tulis Ilmiah (KTI)

ICT dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari istilah Information and Communication Technology (ICT) sudah menjadi istilah yang banyak dipakai dalam pembicaraan banyak orang. Pembicaraan TIK biasanya lebih cenderung ke pemanfaatan komputer. Istilah tersebut tidaklah salah, namun kurang tepat. Karena banyak teknologi selain komputer yang masuk ke dalam ICT, seperti penggunaan Handphone, Camera, Radio ataupun Telivisi. Namun demikian hampir semua peralatan elektronik tersebut sudah banyak dicakup oleh komputer, sehingga berbicara ICT lebih dekat dengan berbicara tentang aplikasi komputer.

Aplikasi komputer dalam dunia pembelajaran di kelas secara garis besar ada iga macam, (1) komputer sebagai media pembelajaran, (2) komputer sebagai alat bantu pembelajaran, dan (3) komputer sebagai sarana komunikasi dalam pembelajaran.

(1). Komputer sebagai media pembelajaran dimaksud bahwa komputer digunakan untuk merancang bahan/materi pembelajaran yang dikemas dalam sebuah paket pembelajaran yang biasa disebut CD pembelajaran atau CD interaktif. Dinamakan CD pembelajaran atau CD interaktif karena biasanya bahan/materi pembelajaran dibuat di dalam CD yang dapat dijalankan dalam komputer atau CD player. Dalam hal ini, secara kasar dapat dikatakan bahwa CD digunakan sebagai “Buku +” dimana siswa dapat memutar CD dan dari CD siswa dapat mempelajari isi pelajaran.

(2). Komputer sebagai alat bantu pembelajaran dimaksudkan bahwa komputer digunakan sebagai alat bantu hitung untuk mempercepat perhitungan yang cukup rumit. Dalam hal ini komputer sebagai TOOLS dalam menyelesaikan masalah perhitungan seperti statistika (SPSS), riset operasi (Lindo/Solver) atau menggambarkan grafik dengan Maple, derive atau Auto CAD.

(3). Komputer sebagai sarana komunikasi dalam pembelajaran dimaksud bahwa komputer sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan bahan/materi pembelajaran, mencari informasi dalam komputer yang biasanya berbentuk jurnal atau bahan ajar yang diambil dari internet, atau komunikasi tugas siswa yang diambil dari WEB guru/dosen untuk dikerjakan dan akhirnya diserahkan /dikirim ke WEB tersebut, dalam hal ini biasanya digunakan Web Blog. Atau pembelajaran langsung melalui internet (jarak jauh) atau intranet (LAN) untuk jarak dekat.

Manfaat ICT dalam KTI

Ketika kita melakukan penulisan karya tulis ilmiah, maka tidaklah layak tanpa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya teknologi komputer. Dapat dibayangkan di era sekarang ini, penulisan karya ilmiah menggunakan mesin ketik manual atau ditulis dengan tangan langsung. Betapa sulitnya kalau harus melakukan perbaikan dari saran reviewer dalam sebuah penulisan.

Pada saat ini harga komputer lebih terjangkau dari kalangan masyarakat, oleh karena itu alangkah sebaiknya kalau seorang guru semestinya juga memiliki komputer bahkan kalau mungkin ya memiliki laptop. Tidak mahal kok, Cuma dengan 2,5 jutaan sudah dapat laptop.

Sejauh manakah manfaat komputer pada penulisan karya tulis ilmiah? Pertanyan ini tidak mudah dijawab, karena pemahaman terhadap pemakaian komputer sangat bervariasi. Ada orang yang memandang komputer hanyalah sebagai pengganti mesin ketik manual yang filenya dapat disimpan dan diedit dengan mudah. Tetapi ada yang memandang bahwa komputer sebagai perangkat pembantu manusia yang tidak dapat dilepaskan dalam setiap kegiatannya.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah, komputer sangat bermanfaat mulai dari penyiapan penulisan yang berupa pencarian masalah, pengumpulan sejumlah informasi yang diperlukan, pelaksanaan penulisan, sampai pelaporan bahkan sampai mengkominikasikan hasil tulisannya ke dalam sistem informasi yang lebih luas seperti jurnal atau dimasukkan ke dalam web sehingga dapat dibaca oleh banyak orang.

Penyiapan Karya Tulis Ilmiah

Pada tahap ini penulis mencari/ memiliki masalah yang akan ditulis. Masalah yang akan ditulis dapat diperoleh dengan banyak membaca informasi baik di perpustakaan, internet, atau memandang permasalahan untuk meningkatkan kinerja guru di kelas. Cobalah mengumpulkan sejumlah masalah yang layak untuk ditulis atau dilakukan penelitian.

Sebenarnya apakah masalah itu? Secara garis besar masalah adalah perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Semakin jauh jarak yang ditemukan, maka semakin baik masalah tersebut untuk diselesaikan. Penyelesaian masalah itu mungkin dapat dilakukan dengan menganalisis sejumlah informasi yang ada dan teori yang munkin digunakan, atau harus melakukan penelitian. Setelah masalah yang layak untuk dipecahkan itu ditemukan, langkah berikutnya mengumpulkan sejumlah teori atau informasi penting yang berkaitan dengan penyelesaian masalah tersebut.

Untuk mencari sejumlah teori atau informasi penting di atas, dapat dilakukan di perpustakaan atau masuk ke dunia maya (internet) dengan brousing. Dalam internet mesin brousing yang cukup handal adalah google atau yahoo search engine. Dengan mengetikkan kata kunci yang akan dicari, maka mesin ini akan menampilkan sejumlah informasi yang dibutuhkan, kita tinggal memilih informasi yang cukup dekat dengan masalah yang kita hadapi.

Setelah masalah ditemukan, maka dapat ditentukan tema atau sampai judul karya tulis ilmiah yang akan ditulis.

Penulisan dan Pelaporan Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah yang akan ditulis harus ditulis dengan baik. Tulisan dapat baik apabila didukung peralatan atau fasilitas yang cukup baik juga. Jika dilakukan PTK, maka sekarang ini komputer banyak menyediakan fasilitas untuk melakukan pengembangan pembelajaran, mulai pengembangan perangkat pembelajaran sampai pengembangan sistem pembelajaran, termasuk didalamnya pengembangan kurikulum. Pada pengembangan perangkat, pembuatan CD pembelajaran menjadi hal yang mudah dilakukan dan hasilnya cukup baik. Dalam hal ini, ICT berperan sebagai alat perancang pembuat media pembelajaran sekaligus alat untuk memainkannya. Hal penelitian yang diperoleh nanti dari awal sudah harus dimulai sedikit demi sedikit untuk menulisnya di komputer agar penulis tidak lupa. Penulisan hasil temuan dalam penelitian harus bertahap, agar hasil akhir dari kegiatan penelitian dapat diperoleh secara runtut.

Penulisan karya tulis tentu saja harus memperhatikan format yang telah diberikan oleh lembaga yang berwenang, dalam hal ini adalah dinas pendidikan. Penulisan yang tidak mengikuti format yang ditentukan dapat mengakibatkan tidak diterimanya karya tulis ilmiah tersebut.

Pada pelaksanaan penelitian, sangat mungkin diperlukan komputer sebagai media dalam model pembelajaran. Dapat pula komputer sebagai alat bantu dalam proses perhitungan atau menggambar, bahkan mungkin komputer sebagai pusat informasi yang lebih canggih, seperti GIS, Matlab, AutoCad, Toefl, dll.

Kesimpulan

Dari Tulisan di atas, dapatlah disimpukan sebagai berikut:

1.      Guru dalam melaksanakan tugasnya, harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi Pedagogik, kompetensi Kepribadian, kompetensi Sosial, dan kompetensi Profesional.

2.      Guru dalam melaksanakan tugasnya, selain mengajar perlu melakukan kegiatan pengembangan, yaitu penulisan karya tulis ilmiah.

3.      Kegiatan karya ilmiah yang cukup dekat dengan kegiatan guru mengajar adalah penelitian tindakan kelas.

4.      Dalam melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah, maka dukungan ICT khususnya komputer sangat berperan mulai dari perencanaan sampai pembuatan laporan.